Senin, 30 Juli 2012

Sekilas Tentang Rumah Mimpi

Rumah Mimpi awalnya merupakan tempat berkumpul, berbagi, belajar, dan berkarya sekumpulan mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Penggagas Rumah Mimpi bernama Yusuf Yudha Erlangga, atau yang lebih dikenal dengan Ucup.

Rumah Mimpi resmi dicetuskan tanggal 8 Mei 2011. Rumah Mimpi dapat diartikan sebagai tempat atau wadah orang-orang yang bermimpi. Di awal perkembangannya, Rumah Mimpi telah memiliki konsep menjadikan perkumpulan ini sebagai wadah belajarnya anak-anak jalanan.

Pemilihan anak jalanan sebagai sasaran pendidikan, tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan. Alasan utamanya berawal dari pemikiran sederhana salah satu anggotanya yang kerap kali melihat anak-anak jalanan tersebut menghabiskan waktu mereka dengan mengemis dan mengamen. Alangkah baiknya jika mereka menghabiskan waktunya dengan belajar di Rumah Mimpi. Minimnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap anak jalanan juga merupakan alasan lainnya. Anak jalanan seringkali disebut penyandang masalah sosial bagi negara sehingga kehidupan merekapun seringkali dipandang sebelah mata, bahkan hingga dikucilkan masyarakat.

Pandangan seperti itulah yang harus dihapus dari masyarakat. Mereka bukan penyandang masalah sosial, mereka sama sekali bukanlah masalah. Tidak banyak yang tahu, jika mereka masih mempunyai mimpi dan cita-cita yang teramat tinggi. Semangat belajar anak-anak jalanan menjadi semangat para pengajar untuk terus memberikan pendidikan yang layak bagi mereka.

Awalnya proses belajar-mengajar Rumah Mimpi diadakan di belakang Monumen Perjuangan (Monju). Keberadaannya disana tidak lepas dari peranan Kang Uwi yang merupakan senior Seniman Bangun Pagi. Ia memberikan akses tempat agar proses belajar-mengajar ini dapat berlangsung.

Namun sekitar Juli 2011 tempat tersebut menjadi clear area, dan mengharuskan semua kelompok yang ada disana pindah, termasuk RM dan SBP. Kehilangan tempat mengajar tidak menjadikan anak-anak Rumah Mimpi patah semangat. Mereka terus mencari tempat, bahkan sempat mengajukan proposal ke salah satu gedung di kawasan alun-alun, namun hasilnya ditolak.

Pada akhirnya Rumah Mimpi mendapat tempat di jembatan penyeberangan didepan gedung PLN, alun-alun kota Bandung. Proses belajar-mengajar tersebut dimulai dari bulan Oktober 2011 hingga sekarang. Pengajarnya pun sekarang berasal dari berbagai Universitas di kota Bandung, jumlah murid yang terdata sekitar 25 orang.