Acil tidak punya rumah bahkan gubuk untuk dijadikan tempat berteduh. Jika terjadi hujan mereka berteduh di toilet-toilet bahkan gerobak mereka yang telah didesain sebaik mungkin agar air menghampiri tubuh mereka. Setiap malam setelah lelah mencari barang disiang hari, acil selalu bercengkrama dengan dua orang kakek-kakek dan satu orang bapak-bapak. Bersama teman - teman tidak sebayanya itu mereka berdoa agar malam hari tidak terjadi hujan dikarnakan mereka tidur dikursi-kursi taman lansia yang tidak menpunyai atap.
Suatu malam kami pernah berkunjung ke taman lansia. Disana kami disuguhi oleh cerita yang mengebuh-gebuh keluar dari mulut salah satu dari kakek yang biasa bersama Acil di taman lansia itu. "Acil itu tinggal disini sama kami. Dia tuh pintar . Saya kasihan melihat dia. Dia Masih muda sudah berjuang hidup" begitulah sepenggal cerita dari sekian panjang obrolan itu. Diujung cerita dia bilang "saya titip acil ya de".
-RM-